Memahami Anomalisme: Pendekatan Skeptis terhadap Realitas
Anomalisme adalah posisi filosofis yang berpendapat bahwa pemahaman kita sehari-hari tentang dunia pada dasarnya salah arah atau menipu. Istilah "anomalisme" diciptakan oleh filsuf dan ahli logika, Willard Van Orman Quine, dalam makalahnya yang berpengaruh "Two Dogmas of Empiricism" (1951).
Menurut Quine, keyakinan kita yang biasa tentang dunia didasarkan pada serangkaian asumsi dan keyakinan yang tidak terbuka untuk verifikasi atau falsifikasi empiris. Asumsi dan keyakinan ini sering kali terjadi secara diam-diam atau tidak disadari, dan hal ini membentuk pemahaman kita tentang realitas dengan cara yang mendalam. Namun, karena asumsi dan keyakinan ini tidak tunduk pada pengujian empiris, maka hal tersebut tidak dapat dibenarkan atau dibuktikan melalui penyelidikan ilmiah.
Oleh karena itu, anomaliisme adalah posisi skeptis yang menantang gagasan bahwa pemahaman kita sehari-hari tentang dunia adalah akurat atau lengkap. Hal ini menunjukkan bahwa keyakinan umum kita tentang realitas selalu bersifat sementara dan dapat direvisi, dan bahwa mungkin ada aspek realitas yang berada di luar pemahaman atau pemahaman kita.
Salah satu implikasi utama dari anomalisme adalah bahwa hal ini melemahkan gagasan tentang perbedaan yang jelas antara realitas dan realitas. yang empiris dan yang non-empiris. Menurut Quine, perbedaan ini tidak sejelas yang kita bayangkan, dan mungkin terdapat aspek realitas yang tidak dapat diselidiki secara empiris. Hal ini menantang pandangan tradisional mengenai sains sebagai pencarian kebenaran obyektif berdasarkan bukti empiris.
Implikasi lain dari anomalisme adalah bahwa anomalisme menyoroti keterbatasan bahasa dan kemampuan kita untuk menggambarkan dunia. Quine berpendapat bahwa bahasa dan konsep kita tidak cukup untuk menangkap seluruh kompleksitas realitas, dan mungkin ada aspek realitas yang tidak dapat dijelaskan atau dipahami melalui bahasa. Hal ini menantang gagasan tentang korespondensi langsung antara bahasa dan realitas, dan menunjukkan bahwa pemahaman kita tentang realitas selalu dimediasi oleh kerangka linguistik dan kognitif kita.
Secara keseluruhan, anomalisme adalah posisi filosofis yang menantang pemahaman kita sehari-hari tentang dunia dan menyoroti keterbatasan manusia. pengetahuan dan pemahaman kita. Hal ini menekankan sifat sementara dari keyakinan kita dan pentingnya skeptisisme dalam penyelidikan ilmiah, serta menantang pandangan tradisional tentang sains dan hakikat realitas.