Memahami Averroisme: Fitur Utama dan Kritik
Averroist (dari bahasa Latin Averroës, nama Ibn Rusyd dalam bahasa Latin) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pandangan filosofis dan teologis tertentu yang dikaitkan dengan filsuf Spanyol-Arab Ibn Rusyd (1126-1198).
Istilah "Averroist" pertama kali digunakan oleh sarjana dan teolog Kristen Thomas Aquinas (1225-1274) dalam karyanya "De unitate intellectus contra Averroistas," di mana ia mengkritik aspek-aspek tertentu dari filsafat Ibn Rusyd, khususnya pandangannya tentang kesatuan dunia. kecerdasan dan sifat individualitas.
Seiring berjalannya waktu, istilah "Averroist" telah digunakan untuk menggambarkan berbagai pandangan filosofis dan teologis yang terkait dengan Ibn Rusyd, termasuk gagasannya tentang sifat Tuhan, alam semesta, dan pengetahuan manusia. . Beberapa ciri utama Averroisme meliputi:
1. Kesatuan akal: Ibnu Rusyd percaya bahwa hanya ada satu akal yang dimiliki oleh semua manusia, dan bahwa akal ini adalah sumber dari seluruh pengetahuan manusia.
2. Keabadian dunia: Ibn Rusyd percaya bahwa dunia ini abadi dan tidak memiliki awal dan akhir.
3. Impersonalitas Tuhan: Ibn Rusyd percaya bahwa Tuhan adalah entitas spiritual murni dan tidak memiliki identitas atau atribut pribadi.
4. Pentingnya akal: Ibn Rusyd percaya bahwa akal adalah sumber utama pengetahuan dan harus digunakan untuk memahami hakikat realitas.
5. Penolakan terhadap otoritas agama: Ibnu Rusyd menolak otoritas tradisi agama dan percaya bahwa akal dan penilaian individu harus menjadi dasar keyakinan agama.
Penting untuk dicatat bahwa tidak semua gagasan Ibn Rusyd dianggap Averroist, dan istilah tersebut sering kali digunakan digunakan dalam pengertian yang lebih terbatas untuk merujuk secara khusus pada pandangannya tentang kesatuan akal dan sifat Tuhan. Selain itu, istilah "Averroisme" telah menjadi sasaran berbagai interpretasi dan kritik sepanjang sejarah, dan penggunaannya dapat menjadi kontroversial karena hubungannya dengan perspektif agama dan filosofi tertentu.