


Memahami Biohazard dan Risikonya terhadap Kesehatan Manusia
Biohazard mengacu pada zat atau bahan biologis yang menimbulkan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia, hewan, dan lingkungan. Zat tersebut dapat berupa agen infeksi seperti virus, bakteri, dan jamur, serta bahan biologis lainnya seperti darah, cairan tubuh, dan jaringan. Biohazard dapat ditemukan di berbagai tempat, termasuk laboratorium, rumah sakit, klinik, dan industri yang menggunakan bahan biologis.
Biohazards dapat menimbulkan risiko terhadap kesehatan manusia melalui berbagai mekanisme, seperti:
1. Infeksi: Biohazard dapat menyebabkan infeksi ketika masuk ke dalam tubuh melalui luka, goresan, atau lubang lainnya. Misalnya, patogen yang ditularkan melalui darah seperti HIV dan hepatitis dapat ditularkan melalui luka tertusuk jarum atau paparan lain terhadap darah yang terinfeksi.
2. Alergi: Beberapa biohazard dapat menyebabkan reaksi alergi, mulai dari gejala ringan seperti gatal-gatal dan gatal hingga reaksi parah seperti anafilaksis.
3. Toksisitas: Biohazard juga bisa menjadi racun, menyebabkan kerusakan pada sel dan organ tubuh. Misalnya, beberapa bahan kimia yang digunakan di laboratorium dapat menjadi racun bagi manusia jika tidak ditangani dengan benar.
4. Mutasi genetik: Beberapa biohazard dapat menyebabkan mutasi genetik, yang dapat menyebabkan dampak kesehatan jangka panjang atau cacat lahir.
Untuk memitigasi risiko yang terkait dengan biohazard, berbagai tindakan diambil, seperti:
1. Penggunaan alat pelindung diri (APD): APD seperti sarung tangan, masker, dan baju pelindung digunakan untuk mencegah paparan terhadap biohazard.
2. Pembuangan limbah biologis dengan benar: Limbah biologis harus dibuang dengan benar untuk mencegah penyebaran agen infeksius.
3. Sterilisasi dan desinfeksi: Peralatan dan permukaan harus disterilkan atau didesinfeksi untuk mencegah penyebaran agen infeksi.
4. Pelatihan dan pendidikan: Pekerja yang menangani biohazard harus menerima pelatihan dan pendidikan yang tepat tentang cara menangani bahan-bahan tersebut dengan aman.
5. Pengawasan peraturan: Pemerintah dan badan pengatur mengawasi penanganan dan pembuangan bahan berbahaya hayati untuk memastikan bahwa protokol keselamatan dipatuhi.
Contoh bahaya hayati meliputi:
1. Agen infeksi seperti HIV, hepatitis, dan tuberkulosis.
2. Racun biologis seperti toksin botulinum dan antraks.
3. Organisme hasil rekayasa genetika (GMO).
4. Mikroorganisme yang tahan radiasi.
5. Patogen yang ditularkan melalui darah seperti HIV dan hepatitis.



