Memahami Bukti yang Dapat Dikorosikan dalam Ilmu Forensik
Corrosible adalah istilah yang digunakan dalam konteks ilmu forensik dan investigasi kriminal. Yang dimaksud dengan bukti fisik apa pun yang terkena panas, nyala api, atau suhu tinggi, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan bentuk aslinya.
Contoh bukti korosif antara lain:
1. Bahan yang terbakar: Pakaian, kertas, kayu, dan bahan lain yang terkena api dapat bersifat korosif. Panas dari api dapat menyebabkan bahan menjadi hangus, meleleh, atau berubah bentuk, sehingga sulit untuk menentukan bentuk atau komposisi aslinya.
2. Abu: Abu dari bahan yang terbakar juga dapat dianggap sebagai bukti korosif. Komposisi abu dapat memberikan petunjuk tentang jenis bahan yang dibakar, namun panas dari api dapat menyebabkan abu bercampur atau berubah bentuk, sehingga sulit untuk menafsirkan maknanya.
3. Fragmen logam: Fragmen logam yang terkena suhu tinggi dapat berubah bentuk, meleleh, atau terkorosi, yang dapat mempengaruhi bentuk dan komposisinya. Misalnya, peluru yang ditembakkan dari sebuah senjata dapat berubah bentuk atau meleleh, sehingga sulit untuk menentukan bentuk atau lintasan aslinya.
4. Bukti plastik: Bahan plastik yang terkena suhu tinggi juga dapat bersifat korosif. Panas dapat menyebabkan plastik meleleh atau berubah bentuk, sehingga mempengaruhi bentuk dan komposisinya. Misalnya, kantong plastik yang tertinggal di dalam mobil yang panas mungkin berubah bentuk atau meleleh, sehingga sulit untuk menentukan bentuk atau isi aslinya.
Bukti yang dapat dibuktikan sulit untuk dianalisis karena telah diubah oleh panas, yang dapat menyebabkannya sulit untuk menentukan bentuk atau komposisi aslinya. Namun, ilmuwan forensik dan penyelidik kriminal menggunakan berbagai teknik dan alat untuk memeriksa bukti yang dapat dibuktikan dan merekonstruksi peristiwa seputar kejahatan.