


Memahami Coupling dalam Rekayasa Perangkat Lunak
Kopling mengacu pada tingkat saling ketergantungan atau hubungan antara dua atau lebih sistem, komponen, atau modul. Dalam rekayasa perangkat lunak, penggandengan mengukur seberapa besar suatu modul bergantung pada fungsionalitas, data, atau perilaku modul lain.
Ada beberapa jenis penggandengan, antara lain:
1. Kopling Langsung: Ketika satu modul mengakses data atau metode modul lain secara langsung.
2. Kopling Tidak Langsung: Ketika satu modul secara tidak langsung mengakses data atau metode modul lain melalui modul ketiga.
3. Kopling Statis: Ketika satu modul digabungkan secara erat ke modul lain melalui variabel statis atau pemanggilan metode.
4. Kopling Dinamis: Ketika satu modul digabungkan secara longgar ke modul lain melalui variabel dinamis atau pemanggilan metode.
5. Penggabungan Konten: Ketika satu modul terkait erat dengan detail implementasi spesifik dari modul lain.
6. Common Coupling: Ketika dua modul berbagi antarmuka atau ketergantungan yang sama.
Coupling dapat mempunyai efek positif dan negatif pada pengembangan perangkat lunak. Kopling positif dapat meningkatkan penggunaan kembali kode, pemeliharaan, dan fleksibilitas, sedangkan kopling negatif dapat menyebabkan sistem yang digabungkan secara ketat sehingga sulit untuk dipelihara, di-debug, dan diskalakan.
Untuk mengurangi efek negatif dari kopling, insinyur perangkat lunak menggunakan teknik seperti enkapsulasi, abstraksi, dan injeksi ketergantungan untuk memisahkan modul satu sama lain dan mendorong penggabungan yang longgar. Dengan melakukan hal ini, mereka dapat menciptakan sistem perangkat lunak yang lebih modular, fleksibel, dan dapat dipelihara.



