Memahami Dominionisme: Ideologi Agama dan Politik yang Kontroversial
Dominionisme adalah ideologi politik dan agama yang berupaya mendirikan teokrasi Kristen, atau pemerintahan berdasarkan hukum alkitabiah, di Amerika Serikat dan negara lain. Gerakan ini menekankan pentingnya kepemimpinan Kristen dan perlunya umat Kristiani untuk mengambil kendali atas semua bidang masyarakat, termasuk pemerintahan, pendidikan, media, dan budaya.
Istilah "dominionisme" berasal dari Kejadian 1:28, di mana Tuhan memerintahkan Adam dan Hawa untuk berkuasa atas bumi dan semua makhluk hidup. Penganut paham dominionisme percaya bahwa mandat ini memberi umat Kristiani hak ilahi untuk memerintah masyarakat dan memaksakan keyakinan mereka kepada orang lain.
Dominionisme sering dikaitkan dengan Kanan Kristen, sebuah gerakan politik yang berupaya mempromosikan nilai-nilai Kristen konservatif di ruang publik. Namun, tidak semua penganut Kristen yang mendukung Kanan Kristen adalah penganut paham dominionisme, dan tidak semua penganut paham dominionisme merupakan bagian dari penganut paham Kanan Kristen.
Beberapa ciri utama dominionisme antara lain:
1. Keyakinan bahwa umat Kristen mempunyai mandat ilahi untuk memerintah masyarakat dan memaksakan keyakinan mereka pada orang lain.
2. Keyakinan bahwa Amerika Serikat adalah negara Kristen dan harus diperintah berdasarkan hukum alkitabiah.
3. Keyakinan bahwa orang non-Kristen, khususnya Yahudi dan Muslim, pada dasarnya jahat dan harus dipinggirkan atau ditindas.
4. Keyakinan bahwa umat Kristiani harus mengendalikan seluruh bidang masyarakat, termasuk pemerintahan, pendidikan, media, dan kebudayaan.
5. Keyakinan bahwa akhir zaman sudah dekat dan bahwa umat Kristiani harus berupaya mewujudkan perhitungan ilahi sebelum terlambat.
Dominionisme telah dikaitkan dengan sejumlah gerakan dan tokoh kontroversial, termasuk gerakan Rekonstruksionisme Kristen, yang berupaya mendirikan teokrasi berdasarkan hukum alkitabiah, dan mendiang televangelis Jerry Falwell, yang mendirikan Moral Majority, sebuah organisasi politik yang berupaya mempromosikan nilai-nilai Kristen konservatif di ruang publik.
Kritik terhadap dominionisme berpendapat bahwa ini adalah bentuk ekstremisme agama yang merusak demokrasi, toleransi , dan hak asasi manusia. Mereka menyatakan bahwa penerapan hukum alkitabiah akan mengarah pada diskriminasi terhadap non-Kristen, perempuan, dan kelompok marginal lainnya, dan hal ini akan melemahkan pemisahan antara gereja dan negara.
Secara keseluruhan, dominionisme adalah topik yang kontroversial dan sangat diperdebatkan serta mengangkat isu-isu penting. pertanyaan tentang agama, politik, dan peran keyakinan dalam masyarakat. Meskipun ada yang melihatnya sebagai ekspresi keyakinan agama yang sah, ada pula yang melihatnya sebagai bentuk ekstremisme yang mengancam fondasi demokrasi dan hak asasi manusia.