Memahami Ebionisme: Sebuah Gerakan Teologis dan Politik dalam Kekristenan Awal
Ebionisme adalah gerakan teologis dan politik yang muncul pada abad-abad awal agama Kristen, khususnya pada abad ke-2. Nama "Ebionit" berasal dari kata Ibrani "ebionim," yang berarti "orang-orang miskin."
Ciri-ciri utama Ebionisme adalah:
1. Penolakan terhadap keilahian Yesus: Kaum Ebion percaya bahwa Yesus adalah seorang manusia, bukan Tuhan yang berinkarnasi. Mereka melihatnya sebagai seorang nabi dan guru, namun bukan sebagai Anak Allah.
2. Penekanan pada kemiskinan dan kesederhanaan: Kaum Ebionit percaya bahwa pengikut Yesus yang sejati harus hidup dalam kemiskinan dan kesederhanaan, meninggalkan kekayaan dan harta benda.
3. Penolakan terhadap otoritas Kekaisaran Romawi: Kaum Ebion memandang Kekaisaran Romawi sebagai negara yang korup dan menindas, serta menolak otoritasnya atas Gereja.
4. Kepercayaan akan kedatangan Yesus kembali dalam waktu dekat: Orang Ebion percaya bahwa Yesus akan segera kembali untuk mendirikan kerajaan perdamaian dan keadilan di bumi.
5. Kritik terhadap doktrin Tritunggal yang berkembang: Kaum Ebion menolak gagasan Tritunggal, melihatnya sebagai inovasi belakangan yang memutarbalikkan ajaran Yesus yang sebenarnya.
6. Fokus pada hukum Yahudi: Orang Ebion percaya bahwa hukum Yahudi masih relevan dan penting bagi umat Kristen, dan mereka harus menjalankannya sebagai cara untuk menghayati iman mereka.
7. Penolakan terhadap baptisan bayi: Orang Ebion tidak melakukan baptisan bayi, karena menganggapnya sebagai inovasi belakangan yang tidak memiliki dasar dalam ajaran Yesus. Sebaliknya, mereka percaya bahwa orang dewasa harus dibaptis setelah mengambil keputusan secara sadar untuk mengikuti Yesus.
8. Penekanan pada pentingnya iman dan perbuatan: kaum Ebionisme percaya bahwa iman dan perbuatan sama pentingnya, dan bahwa iman yang sejati akan selalu disertai dengan perbuatan baik.
Ebionisme bukanlah sebuah gerakan tunggal yang monolitik, melainkan kumpulan kepercayaan dan praktik terkait yang muncul di berbagai belahan dunia Kristen mula-mula. Sulit untuk menentukan secara pasti berapa banyak orang yang menganut Ebionisme, namun jelas bahwa aliran ini mempunyai pengikut yang signifikan pada abad ke-2, khususnya di Palestina dan Suriah.