Memahami Institusionalisasi dalam Kesehatan Mental: Menyeimbangkan Dukungan dan Otonomi
Pelembagaan mengacu pada proses memasukkan sesuatu ke dalam sistem atau struktur yang lebih besar, seperti institusi sosial, politik, atau ekonomi. Hal ini dapat mencakup formalisasi aturan, norma, dan praktik, serta penetapan peran dan tanggung jawab bagi individu dan organisasi yang terlibat dalam institusi tersebut.
Dalam konteks kesehatan mental, pelembagaan sering kali mengacu pada proses penempatan individu dengan penyakit mental atau disabilitas ke dalam institusi. , seperti rumah sakit jiwa atau fasilitas perumahan khusus, tempat mereka menerima perawatan dan pengobatan. Tujuan dari pelembagaan adalah untuk menyediakan lingkungan yang mendukung yang membantu individu mengelola gejala-gejalanya dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Namun, pelembagaan juga dapat memiliki konotasi negatif, menunjukkan hilangnya otonomi dan kebebasan individu, serta risiko stigmatisasi dan marginalisasi. . Dalam beberapa kasus, pelembagaan dapat melanggengkan stereotip yang merugikan dan ketidakseimbangan kekuasaan, khususnya ketika menyangkut isu ras, kelas, dan gender.
Secara keseluruhan, konsep pelembagaan menyoroti pentingnya memahami bagaimana struktur sosial, politik, dan ekonomi membentuk pengalaman dan peluang, dan bagaimana struktur ini dapat memberdayakan sekaligus membatasi.