Memahami Interaksionisme: Panduan Kerangka Teoritis dalam Sosiologi

Interaksionisme adalah kerangka teori dalam sosiologi yang menekankan peran interaksi sosial dan dialog dalam membentuk perilaku individu dan kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa pikiran, perasaan, dan tindakan seseorang dipengaruhi oleh interaksinya dengan orang lain, dan bahwa interaksi ini tidak hanya ditentukan oleh faktor eksternal seperti struktur atau institusi sosial.

Interactionists berpendapat bahwa orang secara aktif membangun dan menegosiasikan makna melalui interaksi mereka dengan orang lain. , dan bahwa interaksi ini dapat mengarah pada penciptaan norma, nilai, dan identitas sosial baru. Mereka juga menekankan pentingnya dinamika kekuasaan dalam membentuk interaksi, dan berpendapat bahwa individu atau kelompok yang lebih dominan dapat menggunakan kekuasaan mereka untuk membentuk interaksi dan hasil yang menguntungkan mereka.

Beberapa konsep kunci dalam interaksionisme meliputi:

1. Konstruksionisme sosial: Gagasan bahwa pemahaman dan pengalaman masyarakat terhadap realitas dikonstruksi melalui interaksi mereka dengan orang lain.
2. Dialog: Proses komunikasi dan negosiasi antar individu atau kelompok.
3. Dinamika kekuasaan: Cara kekuasaan didistribusikan dan dilaksanakan dalam interaksi sosial.
4. Identitas: Peran, status, dan karakteristik yang digunakan individu untuk mendefinisikan dirinya dan orang lain.
5. Norma sosial: Aturan tidak tertulis yang mengatur perilaku dalam kelompok atau masyarakat tertentu.

Interaksionisme telah berpengaruh dalam bidang-bidang seperti sosiologi, psikologi, dan pendidikan, dan telah digunakan untuk mempelajari berbagai fenomena sosial, dari percakapan sehari-hari hingga gerakan sosial dan protes politik.