Memahami Jansenisme: Gerakan Teologis dan Filsafat dalam Katolik
Jansenisme adalah gerakan teologis dan filosofis dalam agama Katolik yang muncul pada abad ke-17. Namanya diambil dari nama Cornelius Jansen, seorang teolog Belanda yang menerbitkan karya berpengaruh berjudul "Augustinus" pada tahun 1640.
Jansenisme menekankan gagasan "predestinasi ganda", yang menyatakan bahwa Tuhan telah menentukan siapa yang akan diselamatkan dan siapa yang akan dikutuk, dan bahwa keputusan ini tidak didasarkan pada prestasi atau tindakan individu. Gagasan ini dipandang sebagai tantangan terhadap ajaran Gereja Katolik tentang kebebasan berkehendak dan kemungkinan keselamatan bagi semua orang.
Jansenisme juga menekankan pentingnya kekudusan pribadi dan perlunya kepatuhan yang ketat terhadap disiplin agama. Ia menolak beberapa penafsiran yang lebih liberal terhadap doktrin Katolik dan menekankan otoritas tradisi dan magisterium Gereja.
Jansenisme mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap teologi dan spiritualitas Katolik pada abad ke-17 dan ke-18, namun ia juga menjadi sasaran kritik dan sensor oleh pemerintah. Otoritas Gereja. Gerakan ini dipandang sebagai ancaman terhadap otoritas Gereja dan akhirnya ditindas oleh Paus Innosensius X pada akhir abad ke-17.
Meskipun ditindas, Jansenisme terus memengaruhi pemikiran dan praktik Katolik, khususnya di Belanda dan Prancis. Hal ini juga berdampak pada teologi Protestan dan perkembangan Calvinisme.
Secara keseluruhan, Jansenisme mewakili sebuah episode penting dalam sejarah Katolik dan menyoroti perdebatan yang sedang berlangsung di dalam Gereja mengenai isu-isu iman, otoritas, dan hakikat keselamatan.