Memahami Kepemimpinan: Pro, Kontra, dan Praktik Terbaik
Figureheadship adalah istilah yang digunakan dalam studi perilaku dan kepemimpinan organisasi untuk menggambarkan peran seorang pemimpin yang berfungsi sebagai perwakilan simbolis organisasi, daripada terlibat aktif dalam operasi sehari-hari.
Seorang pemimpin figur biasanya dipandang sebagai wajah organisasi, dan tanggung jawab utama mereka adalah mewakili organisasi kepada pemangku kepentingan eksternal, seperti pelanggan, investor, dan media. Mereka mungkin juga bertanggung jawab untuk menetapkan arah dan visi organisasi secara keseluruhan, namun mereka biasanya tidak terlibat dalam pengambilan keputusan terperinci atau aspek operasional bisnis.
Kepemimpinan figur dapat dilihat dalam berbagai konteks organisasi, termasuk perusahaan, nirlaba, dan lembaga pemerintah. Misalnya, CEO sebuah perusahaan besar mungkin berperan sebagai pemimpin boneka, sedangkan eksekutif senior atau manajer bertanggung jawab atas operasional perusahaan sehari-hari. Demikian pula, organisasi nirlaba mungkin memiliki pemimpin boneka yang bertindak sebagai wajah publik organisasi tersebut, sementara dewan direksi atau direktur eksekutif menangani keputusan operasional.
Keuntungan dari kekepalaan meliputi:
1. Peningkatan visibilitas dan kredibilitas: Pemimpin figur dapat membantu meningkatkan profil organisasi dan meningkatkan kredibilitasnya di mata pemangku kepentingan eksternal.
2. Arahan strategis: Pemimpin figur dapat memberikan visi dan arah yang jelas bagi organisasi, yang dapat membantu memandu pengambilan keputusan dan perencanaan strategis.
3. Keterwakilan: Seorang pemimpin figur dapat mewakili organisasinya di forum publik, seperti konferensi, wawancara media, dan dengar pendapat pemerintah.
Namun, ada juga potensi kerugian dari kepemimpinan figuratif, termasuk:
1. Kurangnya keterlibatan operasional: Jika pemimpin tidak terlibat aktif dalam operasional sehari-hari organisasi, mereka mungkin tidak memiliki pemahaman mendalam tentang permasalahan dan tantangan yang dihadapi organisasi.
2. Ketergantungan pada orang lain: Pemimpin boneka bergantung pada pemimpin dan manajer lain dalam organisasi untuk mengambil keputusan dan mengambil tindakan. Hal ini dapat menciptakan ketidakseimbangan kekuasaan dan menimbulkan konflik jika pemimpin tidak mendapat dukungan dari seluruh anggota organisasi.
3. Manajemen citra: Pemimpin figur harus secara hati-hati mengelola citra dan reputasi publiknya untuk menjaga kredibilitas dan visibilitas organisasi.
Secara keseluruhan, figur pemimpin dapat menjadi strategi kepemimpinan yang efektif bagi organisasi yang membutuhkan perwakilan simbolik yang kuat, namun penting untuk menyeimbangkan peran ini dengan keterlibatan operasional dan otoritas pengambilan keputusan untuk memastikan keberhasilan organisasi.