Memahami Monotelisme: Sebuah Bidah yang Meremehkan Kemanusiaan Kristus
Monothelisme adalah posisi teologis yang menegaskan bahwa Kristus hanya mempunyai satu kehendak, bukan dua kehendak (manusia dan ilahi) seperti yang diajarkan oleh Gereja Katolik. Keyakinan ini menonjol pada abad ke-7 pada masa Kekaisaran Bizantium dan dikaitkan dengan ajaran sesat Eutychianisme, yang menyangkal kemanusiaan Kristus sepenuhnya.
Istilah "monothelite" diciptakan untuk menggambarkan posisi ini, yang menekankan kesatuan kehendak Kristus dan bukannya perbedaan antara sifat kemanusiaan dan keilahiannya. Kaum Monotel percaya bahwa kehendak ilahi Kristus adalah kehendak utama, sedangkan kehendak manusia berada di bawahnya. Pandangan ini dipandang sebagai cara untuk menyelaraskan ajaran alkitabiah tentang kemanusiaan dan keilahian Kristus, namun pada akhirnya ditolak oleh Gereja Katolik sebagai sebuah ajaran sesat karena meremehkan kemanusiaan Kristus sepenuhnya.
Kontroversi seputar monothelitisme adalah isu utama pada masa awal Gereja Kristen, dengan beberapa dewan dan sinode diadakan untuk mengatasi masalah ini. Konsili Konstantinopel Ketiga pada tahun 680-681 mengutuk monothelitisme dan menegaskan kehendak ganda Kristus, manusia dan ilahi, seperti yang diajarkan oleh Gereja Katolik. Keputusan ini ikut menguatkan doktrin Kristologi yang masih diterima Gereja Katolik hingga saat ini.