


Memahami Normativitas dalam Etika dan Selebihnya
Normatif mengacu pada penggunaan norma, atau standar perilaku, untuk memandu pengambilan keputusan dan mengevaluasi tindakan. Dalam etika, normativitas sering digunakan untuk menggambarkan prinsip atau aturan moral yang mengatur perilaku individu dan menentukan mana yang benar atau salah.
Dalam pengertian ini, normativitas adalah konsep kunci dalam etika deontologis, yang menekankan pentingnya mematuhi aturan moral dan kewajibannya, apapun konsekuensinya. Etika deontologis berpendapat bahwa tindakan tertentu secara inheren benar atau salah, dan merupakan kewajiban kita untuk bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip moral tersebut, bahkan jika tindakan tersebut membawa konsekuensi negatif.
Misalnya, seorang deontologis mungkin berargumentasi bahwa berbohong adalah hal yang salah. , meskipun mengatakan kebenaran akan menimbulkan kerugian atau ketidaknyamanan bagi orang lain. Sebab, berbohong dipandang sebagai pelanggaran terhadap prinsip moral kejujuran yang dianggap benar secara obyektif dan normatif.
Sebaliknya, etika konsekuensialis lebih mengutamakan hasil perbuatan dibandingkan ketaatan pada aturan moral. Kaum konsekuensialis berpendapat bahwa benar atau salahnya suatu tindakan harus ditentukan oleh konsekuensinya, bukan oleh kepatuhannya terhadap prinsip-prinsip moral.
Normativitas juga dapat diterapkan pada bidang lain di luar etika, seperti hukum, politik, dan norma sosial. Dalam konteks ini, normativitas mengacu pada standar dan harapan yang mengatur perilaku dan menentukan apa yang dianggap dapat diterima atau tidak dapat diterima.



