mobile theme mode icon
theme mode light icon theme mode dark icon
Random Question Acak
speech play
speech pause
speech stop

Memahami Ostension: Kekuatan Isyarat Non-Verbal dalam Komunikasi

Ostension adalah istilah yang digunakan dalam linguistik dan filsafat untuk merujuk pada cara penutur menggunakan gerak tubuh, ekspresi wajah, dan isyarat non-verbal lainnya untuk menyampaikan makna di luar apa yang dapat diungkapkan melalui bahasa saja.

Konsep ostension pertama kali diperkenalkan oleh filsuf Ludwig Wittgenstein, yang berpendapat bahwa sebagian besar komunikasi kita didasarkan pada isyarat non-verbal, bukan hanya kata-kata yang kita gunakan. Misalnya, seorang pembicara mungkin menggunakan alis terangkat atau anggukan kepala untuk menunjukkan bahwa mereka mengajukan pertanyaan, daripada hanya menggunakan kata "pertanyaan" itu sendiri.

Ostensi dapat dilihat dalam berbagai konteks, dari percakapan sehari-hari hingga percakapan lainnya. presentasi atau pertunjukan formal. Dalam setiap kasus, pembicara menggunakan isyarat non-verbal untuk menyampaikan makna dan menambah kedalaman pesannya.

Beberapa contoh umum dari sikap pamer meliputi:

1. Gestur: Seorang pembicara mungkin menggunakan isyarat tangan untuk mengilustrasikan suatu hal atau menekankan gagasan tertentu. Misalnya, seorang pembicara mungkin mengacungkan jarinya untuk menunjukkan "satu" atau menggunakan gerakan menyapu untuk menunjukkan "banyak".
2. Ekspresi wajah: Seorang pembicara mungkin menggunakan ekspresi wajah untuk menyampaikan emosi seperti kebahagiaan, kesedihan, atau kejutan. Misalnya, seorang pembicara mungkin tersenyum untuk menunjukkan bahwa mereka senang atau mengerutkan kening untuk menunjukkan bahwa mereka kesal.
3. Bahasa tubuh: Seorang pembicara mungkin menggunakan bahasa tubuh untuk menyampaikan rasa percaya diri, gugup, atau emosi lainnya. Misalnya, seorang pembicara mungkin berdiri tegak dan melakukan kontak mata untuk menunjukkan rasa percaya diri, atau membungkuk dan menghindari kontak mata untuk menunjukkan kegugupan.
4. Kedekatan: Seorang pembicara mungkin menggunakan kedekatan untuk menyampaikan keintiman atau jarak. Misalnya, seorang pembicara mungkin mendekat ke arah pendengar untuk menunjukkan bahwa mereka sedang berbagi rahasia, atau berdiri jauh untuk menunjukkan bahwa mereka sedang marah.
5. Isyarat paralinguistik: Seorang pembicara mungkin menggunakan isyarat paralinguistik seperti nada suara, volume, nada, dan kecepatan bicara untuk menyampaikan makna. Misalnya, seorang pembicara mungkin menggunakan nada suara yang sarkastik untuk menunjukkan bahwa yang ia katakan tidak benar-benar diucapkan.

Secara keseluruhan, kesombongan adalah aspek penting dalam komunikasi manusia, karena memungkinkan pembicara untuk menyampaikan ide-ide dan emosi yang kompleks melebihi apa yang bisa disampaikan. diungkapkan melalui bahasa saja.

Knowway.org menggunakan cookie untuk memberi Anda layanan yang lebih baik. Dengan menggunakan Knowway.org, Anda menyetujui penggunaan cookie kami. Untuk informasi mendetail, Anda dapat meninjau teks Kebijakan Cookie kami. close-policy