Memahami Scripturalisme: Posisi Teologis dan Filsafat
Scripturalisme adalah posisi teologis dan filosofis yang menekankan otoritas dan kecukupan Alkitab sebagai sumber utama pengetahuan dan kebenaran. Pandangan ini berpendapat bahwa Alkitab memuat semua hal yang diperlukan untuk keselamatan dan menjalani kehidupan yang saleh, dan merupakan firman Allah yang final dan berotoritas bagi umat manusia.
Kitab suci sering kali dikontraskan dengan pandangan teologis lainnya, seperti liberalisme, yang menekankan peran akal budi dan pengalaman manusia dalam menafsirkan Alkitab, dan fundamentalisme, yang menekankan penafsiran literal Alkitab namun belum tentu menolak sumber pengetahuan dan kebenaran lain.
Scripturalisme memiliki sejarah panjang dalam teologi Kristen, sejak zaman para Bapa Gereja mula-mula dan Reformasi Protestan. Ini adalah prinsip dasar dari banyak denominasi Kristen dan sering dikaitkan dengan teologi konservatif atau evangelis.
Beberapa ciri utama dari Kitab Suci meliputi:
1. Sola Scriptura (Alkitab saja): Keyakinan bahwa Alkitab adalah satu-satunya sumber pengetahuan dan kebenaran yang sempurna dan berotoritas bagi umat Kristiani.
2. Solus Christus (Kristus saja): Keyakinan bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya sarana keselamatan dan otoritas tertinggi bagi iman dan praktik Kristen.
3. Sola Gratia (kasih karunia saja): Keyakinan bahwa keselamatan adalah anugerah cuma-cuma dari anugerah Allah, yang diterima melalui iman kepada Yesus Kristus, dan tidak diperoleh melalui kerja atau prestasi manusia.
4. Sola Fide (iman saja): Keyakinan bahwa iman kepada Yesus Kristus adalah satu-satunya syarat untuk keselamatan, dan bahwa perbuatan baik adalah hasil dari iman tetapi tidak berkontribusi pada keselamatan.
5. Sufficientia Scripturae (kecukupan Kitab Suci): Keyakinan bahwa Alkitab berisi semua yang diperlukan untuk keselamatan dan menjalani kehidupan yang saleh, dan bahwa Alkitab cukup untuk segala hal tentang iman dan amalan.
Secara keseluruhan, Scripturalisme menekankan otoritas dan kecukupan Kitab Suci. Alkitab sebagai sumber utama pengetahuan dan kebenaran bagi umat Kristiani, dan menolak segala upaya untuk melengkapi atau menggantikan ajaran Alkitab dengan akal atau pengalaman manusia.