


Memahami Superaktivitas di Otak: Penyebab, Akibat, dan Pilihan Pengobatan
Superaktivitas mengacu pada keadaan aktivitas atau gairah yang meningkat di otak, yang ditandai dengan peningkatan penyalaan dan sinkronisasi saraf. Hal ini dapat diamati di berbagai wilayah otak, termasuk korteks prefrontal, hipokampus, dan korteks sensorik. Superaktif telah dikaitkan dengan berbagai kondisi neurologis dan kejiwaan, seperti epilepsi, skizofrenia, dan gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas (ADHD).
Superaktivitas dapat bermanifestasi dalam berbagai cara tergantung pada wilayah dan kondisi otak tertentu. Misalnya, di korteks prefrontal, superaktivitas mungkin berhubungan dengan impulsif, hiperaktif, dan kesulitan mengatur emosi. Di hipokampus, superaktivitas dapat berkontribusi pada pengembangan ingatan episodik dan navigasi spasial. Di korteks sensorik, superaktivitas dapat menyebabkan hipersensitivitas terhadap rangsangan sensorik dan peningkatan reaktivitas terhadap situasi stres atau baru.
Superaktivitas sering dipelajari menggunakan pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI) atau elektroensefalografi (EEG), yang memungkinkan peneliti mengukur perubahan aktivitas saraf dari waktu ke waktu. . Pilihan pengobatan untuk superaktif bergantung pada kondisi yang mendasarinya dan mungkin termasuk pengobatan, terapi perilaku, atau kombinasi keduanya.



