


Memahami Supralapsarianisme: Doktrin Kontroversial dalam Teologi Reformed
Supralapsarianisme adalah sebuah konsep teologis yang dikembangkan oleh beberapa teolog Reformed pada abad ke-17 dan ke-18. Ini adalah doktrin kontroversial yang telah diperdebatkan di antara para teolog Reformed dan mempunyai penafsiran dan penerapan yang berbeda-beda sepanjang sejarah.
Pada intinya, supralapsarianisme adalah keyakinan bahwa ketetapan penebusan (atau rencana keselamatan) Tuhan dibuat sebelum Dia menetapkan kejatuhan dunia. umat manusia ke dalam dosa (“lapsus” atau “kejatuhan” yang dimaksud). Dengan kata lain, rencana Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia melalui Yesus Kristus sudah ada sebelum Dia menciptakan dunia atau membiarkan kejatuhan Adam dan Hawa.
Doktrin ini didasarkan pada ayat-ayat seperti Efesus 1:4-5, yang menyatakan bahwa Tuhan memilih kita di dalam Kristus "sebelum dunia dijadikan," dan 2 Timotius 1:9, yang mengatakan bahwa Allah "memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan menurut maksud dan kasih karunia-Nya." Penganut paham supralapsarian percaya bahwa ayat-ayat ini menunjukkan bahwa rencana penebusan Allah sudah ada sebelum Dia menciptakan dunia atau mengijinkan dosa masuk ke dalam dunia.
Supralapsarianisme sering dikontraskan dengan infralapsarianisme, yaitu keyakinan bahwa Allah telah menetapkan kejatuhan umat manusia ke dalam dosa sebelum Dia memutuskan rencana penebusan. Dengan kata lain, penganut infralapsarian percaya bahwa Tuhan mengijinkan kejatuhan Adam dan Hawa terjadi sebelum Dia memutuskan untuk mengutus Yesus Kristus untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa-dosa mereka.
Meskipun supralapsarianisme adalah pandangan minoritas di kalangan teolog Reformed saat ini, paham ini mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kehidupan manusia. perkembangan teologi Reformed sepanjang sejarah. Beberapa teolog Reformed terkemuka yang menganut supralapsarianisme termasuk John Calvin, Jonathan Edwards, dan Herman Bavinck.



