Memahami Tallymanship: Panduan Praktik Pemungutan Suara yang Tidak Etis
Tallymanship adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan praktik penggunaan taktik manipulatif atau koersif untuk mempengaruhi hasil pemungutan suara atau pemilu. Hal ini dapat melibatkan aktivitas seperti mengintimidasi pemilih, menekan suara, atau terlibat dalam perilaku curang untuk mendapatkan keuntungan dibandingkan lawannya. Istilah ini sering dikaitkan dengan praktik politik yang korup dan umumnya dianggap tidak etis dan ilegal.
Kata "tallymanship" berasal dari frasa "tally man", yang mengacu pada orang yang bertanggung jawab menghitung suara atau mencatat penghitungan suara. . Istilah ini telah digunakan dalam berbagai konteks, termasuk politik, bisnis, dan olahraga, untuk menggambarkan situasi di mana satu pihak berusaha mendapatkan keuntungan atas pihak lain melalui cara-cara yang patut dipertanyakan.
Contoh penghitungan meliputi:
1. Intimidasi pemilih: Mengancam atau melecehkan pemilih untuk mencegah mereka memberikan suara.
2. Penindasan pemungutan suara: Upaya untuk mencegah atau mencegah kelompok masyarakat tertentu untuk memilih, misalnya melalui undang-undang tanda pengenal pemilih atau pembatasan pemungutan suara dini.
3. Pemungutan suara yang curang: Memberikan suara palsu atau memanipulasi penghitungan suara untuk mempengaruhi hasil pemilu.
4. Pengisian surat suara: Menyerahkan surat suara palsu atau memanipulasi proses penghitungan untuk menggelembungkan total suara seseorang.
Penghitungan suara sering dikaitkan dengan praktik politik yang korup dan dapat merusak integritas pemilu yang demokratis. Penting bagi para pemilih dan petugas pemilu untuk menyadari taktik-taktik ini dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah hal tersebut terjadi.