


Pengertian Bidat di Berbagai Agama
Sesat adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan individu yang menganut keyakinan atau praktik yang dianggap di luar arus utama atau ortodoksi agamanya. Istilah ini telah digunakan dalam banyak tradisi agama, antara lain Kristen, Islam, dan Yudaisme.
Dalam agama Kristen, misalnya, bidah adalah seseorang yang menyangkal atau memutarbalikkan satu atau lebih doktrin dasar iman, seperti ketuhanan. Yesus Kristus, otoritas Alkitab, atau sifat keselamatan. Bid'ah juga dapat mencakup penolakan terhadap praktik atau ritual keagamaan yang sudah mapan, atau pengenalan ajaran baru yang tidak didukung oleh kitab suci atau tradisi.
Dalam Islam, bid'ah dikenal sebagai "bida" dan mengacu pada keyakinan atau praktik apa pun yang menyimpang dari ajaran Al-Qur'an dan Hadits (perkataan dan tindakan Nabi Muhammad). Bidah dalam Islam dapat mencakup individu yang menolak prinsip-prinsip inti iman, seperti keesaan Tuhan atau kenabian Muhammad, atau mereka yang memperkenalkan inovasi dalam praktik keagamaan yang tidak didukung oleh kitab suci atau tradisi.
Dalam Yudaisme, bid'ah dikenal sebagai "apikorsus" dan mengacu pada keyakinan atau praktik apa pun yang menyimpang dari ajaran Taurat dan Talmud (kumpulan ucapan dan tradisi orang bijak Yahudi). Penganut ajaran sesat dalam Yudaisme dapat mencakup individu yang menolak prinsip-prinsip inti iman, seperti keilahian Taurat atau otoritas tradisi rabi, atau mereka yang memperkenalkan inovasi dalam praktik keagamaan yang tidak didukung oleh kitab suci atau tradisi.
Istilah "sesat" " juga digunakan dalam tradisi agama lain, termasuk Hinduisme dan Budha, yang digunakan untuk menggambarkan individu yang menyimpang dari ajaran agama mereka.
Secara umum, label sesat sering digunakan secara merendahkan untuk menggambarkan individu yang dianggap sesat. sebagai ancaman terhadap tatanan agama yang sudah mapan, atau yang memperkenalkan gagasan atau praktik baru yang tidak didukung oleh tradisi arus utama. Namun, penting untuk dicatat bahwa penggunaan istilah ini juga bisa bersifat subyektif dan kontroversial, dan harus digunakan dengan hati-hati dan menghormati keyakinan dan praktik orang lain.



