Pengertian Disautonomia: Penyebab, Gejala, dan Pilihan Pengobatan
Disautonomia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok kelainan yang memengaruhi sistem saraf otonom, yang mengontrol fungsi tak sadar seperti detak jantung, tekanan darah, pencernaan, dan suhu tubuh. Orang dengan disautonomia mungkin mengalami berbagai gejala termasuk pusing, sakit kepala ringan, pingsan, detak jantung cepat, dan kesulitan mengatur suhu tubuh.
Dysautonomia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk mutasi genetik, infeksi, kelainan autoimun, dan cedera otak traumatis. Pilihan pengobatan bervariasi tergantung pada penyebab yang mendasari kondisi tersebut, namun mungkin termasuk pengobatan, perubahan gaya hidup, dan terapi seperti biofeedback dan terapi fisik.
Beberapa jenis disautonomia yang umum meliputi:
1. Sindrom takikardia ortostatik postural (POTS): suatu kondisi yang ditandai dengan detak jantung cepat dan gejala lain yang terjadi saat berdiri.
2. Sinkop neurokardiogenik (NCS): suatu kondisi yang ditandai dengan pingsan yang dipicu oleh stres emosional atau aktivitas fisik.
3. Atrofi sistem ganda (MSA): kelainan neurodegeneratif progresif langka yang mempengaruhi sistem saraf otonom, serta sistem lain dalam tubuh.
4. Disautonomia yang disebabkan oleh cedera atau pembedahan: hal ini dapat terjadi ketika sistem saraf otonom rusak akibat trauma atau intervensi bedah.
5. Disautonomia familial: suatu kondisi bawaan yang mempengaruhi perkembangan sistem saraf otonom.
6. Gastroparesis: suatu kondisi dimana otot-otot lambung melemah sehingga menyebabkan tertundanya pengosongan makanan dari lambung.
7. Hipersensitivitas terhadap stres: beberapa orang mungkin mengalami reaksi ekstrem terhadap stres, termasuk kecemasan, serangan panik, dan gejala fisik seperti detak jantung cepat dan gemetar.
8. Disregulasi suhu: beberapa orang dengan disautonomia mungkin mengalami kesulitan mengatur suhu tubuh mereka, yang menyebabkan episode berkeringat berlebihan atau menggigil.
9. Gangguan tidur: disautonomia dapat mengganggu pola tidur, menyebabkan insomnia, kantuk, atau mimpi nyata.
10. Gejala gastrointestinal: beberapa orang dengan disautonomia mungkin mengalami gejala gastrointestinal seperti sakit perut, mual, dan diare.
Penting untuk dicatat bahwa disautonomia dapat menjadi kondisi yang kompleks untuk didiagnosis dan diobati, dan penting untuk bekerja sama dengan penyedia layanan kesehatan yang memiliki pengalaman dalam menangani gangguan otonom.