Pengertian Divestasi: Alasan, Contoh, dan Prosesnya

Divestasi mengacu pada proses penjualan atau pelepasan aset, investasi, atau bisnis yang tidak lagi dianggap inti atau penting bagi operasi atau strategi perusahaan. Tujuan divestasi adalah untuk memfokuskan sumber daya pada aset yang lebih menguntungkan atau strategis, mengurangi utang atau kewajiban, atau membebaskan modal untuk investasi lain.

Contoh yang dapat didivestasi antara lain:

1. Anak perusahaan atau unit bisnis yang berkinerja buruk: Perusahaan dapat melakukan divestasi pada anak perusahaan atau unit bisnis yang tidak memenuhi target kinerja atau tidak lagi sejalan dengan strategi perusahaan.
2. Aset non-inti: Perusahaan dapat melakukan divestasi aset yang tidak penting bagi kompetensi inti atau fokus strategisnya, seperti real estat, kekayaan intelektual, atau peralatan.
3. Produk atau jasa yang tidak menguntungkan: Perusahaan dapat mendivestasi produk atau jasa yang tidak menguntungkan atau tidak lagi dianggap sebagai prioritas.
4. Bisnis yang tumpang tindih: Dalam kasus merger dan akuisisi, perusahaan dapat melakukan divestasi bisnis atau aset yang tumpang tindih untuk menghindari konflik atau duplikasi.
5. Investasi non-strategis: Perusahaan dapat melakukan divestasi investasi yang tidak strategis atau tidak sejalan dengan tujuan jangka panjangnya.

Proses divestasi dapat melibatkan berbagai langkah, seperti mengevaluasi aset atau bisnis yang akan didivestasi, mengidentifikasi calon pembeli atau investor , menegosiasikan persyaratan penjualan, dan menyelesaikan transaksi. Divestasi bisa menjadi proses yang kompleks dan memakan waktu, namun juga bisa menjadi langkah penting dalam merampingkan operasi perusahaan dan fokus pada kekuatan intinya.