Pengertian Kroniisme: Pengertian, Contoh, dan Akibat
Kronisme mengacu pada praktik memberikan perlakuan istimewa kepada teman atau pendukung, terutama dalam urusan politik atau bisnis. Hal ini dapat mencakup penunjukan seseorang pada suatu posisi atau pemberian kontrak berdasarkan hubungan pribadinya dengan pengambil keputusan, bukan berdasarkan kualifikasi atau prestasinya. Kronisme juga dapat melibatkan penggunaan kekuatan atau pengaruh seseorang untuk menguntungkan diri sendiri atau teman seseorang, daripada bertindak demi kepentingan terbaik organisasi atau komunitas.
Istilah "kroni" berasal dari kata "kroniisme", yang pertama kali digunakan pada akhir abad ke-19. abad untuk menggambarkan hubungan dekat dan akrab antara dua orang. Seiring waktu, istilah ini mempunyai konotasi yang lebih negatif, karena sering dikaitkan dengan korupsi, nepotisme, dan favoritisme yang tidak adil.
Contoh kroni meliputi:
1. Pejabat politik yang dipilih berdasarkan loyalitas mereka kepada partai atau pemimpin yang berkuasa, dan bukan berdasarkan kualifikasi mereka untuk posisi tersebut.
2. Eksekutif bisnis yang menggunakan kekuasaan dan pengaruhnya untuk memberikan kontrak atau promosi kepada teman dan kenalannya, bukan kepada kandidat yang paling memenuhi syarat.
3. Pelobi yang menggunakan koneksinya untuk mendapatkan kontrak atau bantuan pemerintah bagi kliennya, seringkali dengan mengorbankan kepentingan publik.
4. Orang dalam yang menggunakan pengetahuan mereka tentang cara kerja perusahaan untuk memanipulasi harga saham atau metrik keuangan lainnya demi keuntungan mereka sendiri.
5. Anggota keluarga atau teman dekat dari individu berkuasa yang diberi perlakuan istimewa dalam urusan bisnis atau politik.
Secara keseluruhan, kronisme dapat melemahkan keadilan dan akuntabilitas baik dalam politik maupun bisnis, karena dapat menciptakan sistem di mana mereka yang memiliki koneksi yang tepat lebih mungkin untuk berhasil daripada mereka yang memiliki bakat atau kualifikasi paling banyak.