


Pengertian Postrace dan Implikasinya Bagi Masyarakat
Postrace mengacu pada masyarakat hipotetis di mana ras tidak lagi memiliki signifikansi sosial, budaya, atau politik. Dalam masyarakat ini, individu dari semua latar belakang diperlakukan setara dan mempunyai kesempatan dan hak yang sama, tanpa memandang keturunan atau karakteristik fisik mereka. Konsep postrace sering diasosiasikan dengan gagasan masyarakat “buta warna”, yang mana masyarakat tidak melihat atau mengakui perbedaan warna kulit atau ciri fisik lainnya.
Namun, beberapa kritikus berpendapat bahwa gagasan postrace bermasalah karena mengabaikan dampak rasisme dan diskriminasi historis yang sangat nyata dan berkelanjutan terhadap masyarakat kontemporer. Mereka berpendapat bahwa berpura-pura bahwa ras tidak ada atau tidak ada artinya hanya akan melanggengkan status quo dan mengabaikan perjuangan yang sedang berlangsung dari komunitas-komunitas marginal. Sebaliknya, mereka menganjurkan pemahaman yang lebih berbeda mengenai ras dan perannya yang berkelanjutan dalam membentuk hasil sosial, budaya, dan politik.
Penting untuk dicatat bahwa pasca-perlombaan tidak sama dengan "buta warna". Meskipun buta warna dapat dilihat sebagai cara untuk mengabaikan atau meremehkan pentingnya ras, postrace mengakui dampak rasisme secara historis dan berkelanjutan, namun berpendapat bahwa kita harus berupaya mewujudkan masyarakat di mana ras tidak lagi memiliki signifikansi sosial atau budaya.
Konsep postrace sering dikaitkan dengan gagasan masyarakat "pasca-rasial", yang mana ras tidak lagi menjadi faktor penting dalam menentukan hasil sosial, budaya, atau politik. Namun, penting untuk dicatat bahwa hal ini tidak berarti bahwa rasisme dan diskriminasi tidak akan ada lagi; sebaliknya, hal ini berarti kita harus berupaya menciptakan masyarakat di mana semua individu memiliki kesempatan yang sama dan diperlakukan dengan bermartabat dan hormat, tanpa memandang ras atau latar belakang mereka.



