Pengertian Sistem Mooring dan Penerapannya
Mooring adalah sistem yang digunakan untuk mengamankan kapal atau bangunan terapung lainnya di lokasi tertentu. Biasanya melibatkan penjangkaran kapal ke dasar laut menggunakan rantai, tali, atau jenis tali lainnya yang dipasang pada lambung atau bangunan atas kapal. Istilah "tambatan" juga dapat mengacu pada titik tambatan itu sendiri, seperti pelampung atau dermaga.
Ada beberapa jenis tambatan, antara lain:
1. Tambatan permanen: Ini dipasang pada tempatnya dan tidak dipindahkan atau disesuaikan. Biasanya digunakan untuk kapal yang berada di satu lokasi untuk jangka waktu yang lama.
2. Tambatan sementara: Ini dirancang agar mudah dipindahkan atau disesuaikan sesuai kebutuhan. Mereka sering digunakan untuk kapal yang perlu sering diubah posisinya.
3. Swing mooring (Tambatan ayun): Ini memungkinkan kapal untuk berayun atau berputar di sekitar titik pusat, memungkinkannya bergerak mengikuti pasang surut dan arus sambil tetap berlabuh dengan aman.
4. Tambatan dinamis: Ini menggunakan kombinasi jangkar dan rantai untuk menyediakan sistem tambatan yang stabil dan aman yang dapat menyesuaikan dengan perubahan dasar laut atau permukaan air.
Sistem tambatan digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk:
1. Tempat berlabuh: Tambatan digunakan untuk mengamankan kapal pada tempat berlabuh atau tempat berlabuh yang telah ditentukan.
2. Tempat Berlabuh: Tempat berlabuh digunakan untuk menambatkan kapal di perairan terbuka atau area lain yang tidak memiliki tempat berlabuh yang sesuai.
3. Anjungan lepas pantai: Tambatan digunakan untuk mengamankan anjungan minyak dan gas lepas pantai, ladang angin, dan jenis struktur lainnya.
4. Aplikasi militer: Mooring digunakan untuk mengamankan kapal angkatan laut dan peralatan militer lainnya.
5. Berperahu rekreasi: Tambatan digunakan untuk mengamankan perahu rekreasi di marina dan area khusus lainnya.