mobile theme mode icon
theme mode light icon theme mode dark icon
Random Question Acak
speech play
speech pause
speech stop

Pengertian Spina Bifida: Jenis, Penyebab, dan Gejala

Spina bifida adalah cacat lahir yang terjadi ketika tulang belakang tidak menutup dengan baik selama perkembangan janin. Hal ini ditandai dengan adanya bukaan pada tulang punggung yang dapat berkisar dari celah kecil hingga bukaan yang jauh lebih besar, dan dapat mempengaruhi sumsum tulang belakang dan/atau saraf yang keluar dari kanal tulang belakang.
Ada beberapa jenis spina bifida, antara lain:
Spina bifida occulta: Ini adalah bentuk kondisi yang paling ringan, dan seringkali tidak terdiagnosis sampai di kemudian hari. Hal ini ditandai dengan celah kecil di tulang belakang yang tidak mempengaruhi sumsum tulang belakang atau saraf.
Manifesta spina bifida: Jenis spina bifida ini lebih parah dan dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk kelemahan atau kelumpuhan pada kaki, usus, dan masalah kandung kemih, dan ketidakmampuan belajar. Lubang di tulang belakang bisa lebih besar dan dapat mempengaruhi sumsum tulang belakang dan saraf.
Myelomeningocele: Ini adalah bentuk spina bifida yang paling parah, dan ditandai dengan lubang besar di tulang belakang yang memperlihatkan sumsum tulang belakang dan saraf. Hal ini dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk kelumpuhan, masalah kandung kemih dan usus, serta ketidakmampuan belajar.
Apa penyebab Spina bifida?
Penyebab pasti spina bifida tidak sepenuhnya dipahami, namun diperkirakan disebabkan oleh kombinasi dari faktor genetik dan lingkungan. Beberapa faktor risiko potensial antara lain:
Riwayat keluarga: Jika ada riwayat keluarga yang menderita spina bifida, maka risiko terjadinya kondisi tersebut meningkat.
Nutrisi ibu: Pola makan yang kekurangan asam folat selama kehamilan dapat meningkatkan risiko spina bifida.
Usia ibu : Wanita yang hamil pada usia lebih tua mungkin berisiko lebih tinggi untuk memiliki anak dengan spina bifida.
Paparan obat atau bahan kimia tertentu selama kehamilan: Beberapa obat dan bahan kimia, seperti asam valproat dan alkohol, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko dari spina bifida.
Apa saja gejala Spina bifida?
Gejala spina bifida dapat bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan kondisinya. Beberapa gejala umum meliputi:
Kelemahan atau kelumpuhan pada kaki
Masalah usus dan kandung kemih
Ketidakmampuan belajar
Peningkatan risiko infeksi
Peningkatan risiko alergi lateks
Apa pengobatan untuk Spina bifida?
Pengobatan untuk spina bifida biasanya melibatkan kombinasi intervensi bedah dan non-bedah. Beberapa perawatan yang umum dilakukan meliputi:
Pembedahan untuk menutup lubang di tulang belakang: Tindakan ini dapat membantu mencegah kerusakan lebih lanjut pada sumsum tulang belakang dan saraf, serta dapat meningkatkan mobilitas dan fungsi.
Terapi fisik: Tindakan ini dapat membantu meningkatkan kekuatan dan koordinasi otot, dan juga dapat membantu mengatasi masalah usus dan kandung kemih.
Terapi okupasi: Ini dapat membantu meningkatkan fungsi dan kemandirian sehari-hari.
Pengobatan untuk mengatasi gejala: Seperti obat pereda nyeri, pelemas otot, dan antibiotik untuk mencegah infeksi.
Suntikan toksin botulinum: Untuk membantu relaksasi mengencangkan otot dan meningkatkan mobilitas.
Apa prognosis Spina bifida?
Prognosis spina bifida bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan kondisi. Secara umum, semakin parah kondisinya, semakin buruk pula prognosisnya. Namun, dengan pengobatan dan penanganan yang tepat, banyak penderita spina bifida dapat menjalani kehidupan yang aktif dan memuaskan. Beberapa komplikasi potensial spina bifida meliputi:
Infeksi: Orang dengan spina bifida berisiko lebih tinggi terkena infeksi, seperti infeksi saluran kemih dan pneumonia.
Masalah usus dan kandung kemih: Banyak penderita spina bifida mengalami masalah usus dan kandung kemih, seperti sembelit, diare, dan inkontinensia urin.
Ketidakmampuan belajar: Spina bifida dapat memengaruhi perkembangan otak dan sistem saraf, menyebabkan ketidakmampuan belajar dan tantangan kognitif lainnya.
Peningkatan risiko alergi lateks: Orang dengan spina bifida berisiko lebih tinggi terkena alergi lateks , yang dapat menyebabkan reaksi alergi jika terkena produk lateks.
Bagaimana kualitas hidup penderita Spina bifida?
Kualitas hidup penderita spina bifida dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kondisi dan efektivitas pengobatan. Secara umum, orang-orang dengan kondisi ringan mungkin memiliki kualitas hidup yang baik, sementara mereka dengan kondisi yang lebih parah mungkin mengalami tantangan dan keterbatasan yang berkelanjutan. Beberapa faktor potensial yang dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita spina bifida antara lain:
Keterbatasan fisik: Penderita spina bifida mungkin mengalami keterbatasan fisik, seperti kelemahan atau kelumpuhan pada kaki, yang dapat memengaruhi kemampuannya untuk berpartisipasi dalam aktivitas dan mempertahankan kemandirian. .
Tantangan kognitif: Spina bifida dapat memengaruhi perkembangan otak dan sistem saraf, menyebabkan ketidakmampuan belajar dan tantangan kognitif lainnya.
Efek emosional dan psikologis: Hidup dengan kondisi kronis seperti spina bifida dapat menimbulkan efek emosional dan psikologis, seperti kecemasan, depresi, dan harga diri rendah.
Stigma sosial: Beberapa penderita spina bifida mungkin mengalami stigma atau diskriminasi sosial, yang dapat berdampak pada kualitas hidup mereka.
Berapa angka harapan hidup penderita Spina bifida?
Harapan hidup penderita spina bifida bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kondisi dan efektivitas pengobatan. Secara umum, orang dengan kondisi ringan mungkin memiliki harapan hidup normal, sedangkan orang dengan kondisi yang lebih parah mungkin memiliki harapan hidup lebih pendek. Beberapa faktor potensial yang dapat mempengaruhi harapan hidup penderita spina bifida antara lain:
Keparahan kondisi: Orang dengan bentuk spina bifida yang lebih parah mungkin memiliki harapan hidup yang lebih pendek karena peningkatan risiko komplikasi dan infeksi.
Efektivitas pengobatan: Orang yang menderita spina bifida menerima pengobatan dan penatalaksanaan yang tepat mungkin memiliki harapan hidup lebih lama dibandingkan mereka yang tidak menerima perawatan yang memadai.
Kondisi kesehatan lainnya: Adanya kondisi kesehatan lain, seperti penyakit jantung atau diabetes, juga dapat berdampak pada harapan hidup penderita spina bifida.
Apa Komplikasi Spina Bifida dan masalah kandung kemih, seperti sembelit, diare, dan inkontinensia urin.
Ketidakmampuan belajar: Spina bifida dapat mempengaruhi perkembangan otak dan sistem saraf, menyebabkan ketidakmampuan belajar dan tantangan kognitif lainnya.
Peningkatan risiko alergi lateks: Orang dengan spina bifida menderita pada peningkatan risiko terkena alergi lateks, yang dapat menyebabkan reaksi alergi bila terkena produk lateks.
Apa dampak Spina bifida dalam kehidupan sehari-hari ?
Spina bifida dapat memberikan dampak yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari bagi penderita kondisi tersebut. Beberapa dampak yang mungkin terjadi antara lain:
Keterbatasan fisik: Penderita spina bifida mungkin mengalami keterbatasan fisik, seperti kelemahan atau kelumpuhan pada kaki, yang dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk berpartisipasi dalam aktivitas dan mempertahankan kemandirian.
Tantangan kognitif: Spina bifida dapat memengaruhi perkembangan otak. otak dan sistem saraf, menyebabkan ketidakmampuan belajar dan tantangan kognitif lainnya.
Efek emosional dan psikologis: Hidup dengan kondisi kronis seperti spina bifida dapat menimbulkan efek emosional dan psikologis, seperti kecemasan, depresi, dan harga diri rendah.
Stigma sosial: Beberapa penderita spina bifida mungkin mengalami stigma atau diskriminasi sosial yang dapat berdampak pada kualitas hidup mereka.
Apa peran keluarga dalam penanganan Spina bifida?
Keluarga berperan penting dalam penanganan spina bifida. Beberapa cara potensial yang dapat dilakukan anggota keluarga untuk mendukung seseorang dengan spina bifida meliputi:
Memberikan dukungan emosional: Hidup dengan kondisi kronis seperti spina bifida dapat menjadi tantangan, dan anggota keluarga dapat memberikan dukungan dan dorongan emosional.
Membantu aktivitas sehari-hari: Anggota keluarga dapat membantu dengan aktivitas sehari-hari, seperti mandi, berpakaian, dan berdandan, yang dapat menyulitkan orang dengan keterbatasan fisik.
Mendukung perawatan yang tepat: Anggota keluarga dapat menganjurkan perawatan medis dan terapi yang tepat untuk membantu mengelola kondisi tersebut.
Menyediakan lingkungan yang mendukung:

Knowway.org menggunakan cookie untuk memberi Anda layanan yang lebih baik. Dengan menggunakan Knowway.org, Anda menyetujui penggunaan cookie kami. Untuk informasi mendetail, Anda dapat meninjau teks Kebijakan Cookie kami. close-policy