


Pengertian Thruster: Jenis, Keunggulan, dan Aplikasinya
Pendorong adalah perangkat yang menghasilkan gaya dalam arah tertentu, sering kali digunakan untuk mendorong pesawat ruang angkasa atau kendaraan lain. Mereka dapat ditenagai oleh berbagai cara, seperti reaksi kimia, energi listrik, atau reaksi nuklir. Beberapa jenis pendorong yang umum meliputi:
1. Pendorong kimia: Ini menggunakan pembakaran bahan bakar dan oksidator untuk menghasilkan gas panas yang dikeluarkan dari bagian belakang pendorong, menciptakan gaya reaksi. Contoh yang umum adalah mesin berbahan bakar cair dan mesin berbahan bakar padat.
2. Pendorong listrik: Ini menggunakan energi listrik untuk mempercepat partikel bermuatan, seperti ion atau elektron, untuk menghasilkan daya dorong. Contohnya termasuk mesin ion dan pendorong efek Hall.
3. Pendorong nuklir: Ini menggunakan energi yang dilepaskan oleh reaksi nuklir untuk menghasilkan daya dorong. Contohnya termasuk reaktor fisi nuklir dan reaktor fusi nuklir.
4. Pendorong surya: Ini menggunakan energi matahari untuk menghasilkan daya dorong. Contohnya termasuk layar surya dan pendorong listrik bertenaga surya.
5. Pendorong plasma: Ini menggunakan plasma, suatu materi berenergi tinggi, untuk menghasilkan daya dorong. Contohnya termasuk mesin plasma dan mesin ion berbasis plasma.
6. Pendorong berdenyut: Ini menggunakan propelan berdenyut untuk menghasilkan daya dorong. Contohnya termasuk pendorong kimia berdenyut dan pendorong nuklir berdenyut.
7. Pendorong vakum: Ini menggunakan ruang hampa untuk menghasilkan daya dorong. Contohnya termasuk pendorong listrik yang kompatibel dengan vakum dan pendorong plasma yang kompatibel dengan vakum.
8. Pendorong tingkat lanjut: Ini adalah jenis pendorong baru dan eksperimental yang masih dikembangkan dan diuji. Contohnya termasuk mesin ion canggih, mesin plasma canggih, dan pendorong nuklir canggih.
Thruster digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk penggerak pesawat ruang angkasa, penggerak satelit, dan penggerak pesawat terbang. Mereka menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan sistem propulsi tradisional, seperti peningkatan efisiensi, durasi misi lebih lama, dan kemampuan manuver yang lebih baik. Namun, mereka juga mempunyai beberapa kelemahan, seperti tingkat daya dorong yang lebih rendah dan kebutuhan akan sistem dan infrastruktur yang lebih kompleks.



