mobile theme mode icon
theme mode light icon theme mode dark icon
Random Question Acak
speech play
speech pause
speech stop

Pengertian Trombofilia: Penyebab, Resiko, dan Pilihan Pengobatan

Trombofilia adalah suatu kondisi di mana darah cenderung menggumpal. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya penggumpalan darah yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan trombofilia, antara lain:

1. Predisposisi genetik: Beberapa orang mungkin memiliki kecenderungan genetik untuk mengalami pembekuan darah.
2. Cedera atau trauma: Cedera atau trauma dapat menyebabkan pembuluh darah rusak sehingga meningkatkan risiko pembekuan.
3. Pembedahan atau prosedur medis: Pembedahan atau prosedur medis tertentu, seperti operasi penggantian sendi atau penggunaan kateter vena sentral, dapat meningkatkan risiko terjadinya penggumpalan darah.
4. Imobilitas yang berkepanjangan: Orang yang terbaring di tempat tidur atau tidak dapat bergerak dalam waktu lama berisiko lebih tinggi mengalami pembekuan darah.
5. Usia: Risiko terkena trombofilia meningkat seiring bertambahnya usia.
6. Merokok: Merokok dapat meningkatkan risiko terjadinya pembekuan darah.
7. Obesitas: Kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan risiko terjadinya pembekuan darah.
8. Kehamilan dan persalinan: Wanita hamil dan wanita yang baru saja melahirkan mempunyai risiko lebih tinggi mengalami pembekuan darah.
9. Terapi penggantian hormon: Menggunakan terapi penggantian hormon (HRT) dapat meningkatkan risiko terjadinya pembekuan darah.
10. Kanker dan pengobatannya: Beberapa jenis kanker dan pengobatannya, seperti kanker pankreas dan obat kemoterapi tertentu, dapat meningkatkan risiko terjadinya penggumpalan darah.

Trombofilia dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, antara lain:

1. Trombosis vena dalam (DVT): Bekuan darah yang terbentuk di vena dalam di kaki atau lengan.
2. Emboli paru (PE): Bekuan darah yang bergerak ke paru-paru dan dapat menyebabkan sesak napas, nyeri dada, dan batuk darah.
3. Stroke: Bekuan darah yang menghalangi aliran darah ke otak dapat menyebabkan stroke.
4. Serangan jantung: Bekuan darah yang menghalangi aliran darah ke jantung dapat menyebabkan serangan jantung.
5. Peradangan kronis: Trombofilia dapat menyebabkan peradangan kronis, yang dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko timbulnya masalah kesehatan lainnya.
6. Keguguran berulang: Wanita yang menderita trombofilia mungkin mengalami keguguran berulang karena gumpalan darah yang terbentuk di rahim atau plasenta.
7. Sindrom pasca trombotik (PTS): Suatu kondisi yang terjadi setelah bekuan darah larut sehingga menyebabkan nyeri kronis, bengkak, dan perubahan warna kulit pada anggota tubuh yang terkena.

Ada beberapa tes yang dapat digunakan untuk mendiagnosis trombofilia, antara lain:

1. Tes darah: Tes ini dapat mengukur kadar protein dan enzim tertentu dalam darah yang berhubungan dengan pembekuan.
2. Tes pencitraan: Seperti USG, pemindaian tomografi komputer (CT), dan pencitraan resonansi magnetik (MRI) dapat digunakan untuk memvisualisasikan bekuan darah.
3. Pengujian genetik: Ini dapat mengidentifikasi mutasi genetik yang meningkatkan risiko pengembangan trombofilia.
4. Tes fungsi trombosit: Tes ini dapat menilai kemampuan trombosit untuk membentuk gumpalan.
5. Tes koagulasi: Tes ini dapat mengukur kemampuan tubuh untuk membentuk bekuan darah dan dapat membantu mendiagnosis gangguan perdarahan.

Pengobatan trombofilia biasanya melibatkan obat-obatan yang mengencerkan darah dan mencegah pembekuan, seperti:

1. Antikoagulan: Obat-obatan ini, seperti warfarin dan heparin, digunakan untuk mencegah pembentukan bekuan darah.
2. Agen antiplatelet: Obat-obatan ini, seperti aspirin dan clopidogrel, digunakan untuk mencegah trombosit saling menempel dan membentuk gumpalan.
3. Agen trombolitik: Obat-obatan ini, seperti aktivator plasminogen jaringan (tPA), digunakan untuk melarutkan bekuan darah.
4. Filter: Perangkat ini, seperti filter vena cava, digunakan untuk mencegah bekuan darah berpindah ke paru-paru atau bagian tubuh lainnya.
5. Stoking kompresi: Stoking ini dapat dipakai untuk mengurangi pembengkakan dan meningkatkan aliran darah pada anggota tubuh yang terkena.
6. Terapi fisik: Ini dapat membantu meningkatkan mobilitas dan mengurangi risiko terjadinya pembekuan darah.
7. Modifikasi gaya hidup: Seperti menghindari imobilitas dalam waktu lama, berhenti merokok, dan menjaga berat badan yang sehat juga dapat membantu mengurangi risiko terkena trombofilia.

Knowway.org menggunakan cookie untuk memberi Anda layanan yang lebih baik. Dengan menggunakan Knowway.org, Anda menyetujui penggunaan cookie kami. Untuk informasi mendetail, Anda dapat meninjau teks Kebijakan Cookie kami. close-policy