


Risiko dan Efek Samping Stilbestrol: Mengapa Tidak Lagi Diresepkan
Stilbestrol adalah estrogen sintetik yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1940an dan banyak digunakan di Amerika Serikat sebagai pengobatan gejala menopause, endometriosis, dan kondisi lainnya. Itu juga diberikan kepada ibu hamil untuk mencegah keguguran dan persalinan prematur. Namun, karena potensi risiko dan efek sampingnya, stilbestrol tidak lagi diresepkan di banyak negara.
Stilbestrol bekerja dengan meniru efek estrogen dalam tubuh. Estrogen merupakan hormon yang berperan penting dalam kesehatan reproduksi wanita, termasuk perkembangan dan pemeliharaan rahim, payudara, dan tulang. Stilbestrol dapat membantu meringankan gejala seperti rasa panas, kekeringan pada vagina, dan perubahan suasana hati yang berhubungan dengan menopause. Namun, obat ini juga dapat menimbulkan efek samping yang serius, termasuk peningkatan risiko penggumpalan darah, stroke, dan kanker payudara.
Stilbestrol telah dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan, termasuk:
1. Kanker payudara: Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan stilbestrol dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara.
2. Penggumpalan darah: Stilbestrol dapat meningkatkan risiko penggumpalan darah, yang dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, atau emboli paru.
3. Kanker endometrium: Stilbestrol dapat meningkatkan risiko kanker endometrium, terutama pada wanita yang meminumnya dalam waktu lama atau dengan dosis tinggi.
4. Kista ovarium: Stilbestrol dapat menyebabkan kista ovarium, yang dapat menyebabkan nyeri, pendarahan, dan komplikasi lainnya.
5. Masalah tiroid: Stilbestrol dapat mempengaruhi kelenjar tiroid, menyebabkan hipotiroidisme (tiroid kurang aktif) atau hipertiroidisme (tiroid terlalu aktif).
Selain risiko tersebut, stilbestrol juga dapat menyebabkan berbagai efek samping, termasuk mual, muntah, sakit kepala, dan perubahan suasana hati. .
Mengingat potensi risiko dan efek samping stilbestrol, penting bagi wanita untuk mendiskusikan pilihan pengobatan mereka dengan penyedia layanan kesehatan sebelum memulai terapi hormon apa pun. Ada banyak pengobatan alternatif yang tersedia untuk gejala menopause, termasuk pengobatan non-hormonal dan perubahan gaya hidup, yang mungkin lebih efektif dan lebih aman dibandingkan stilbestrol.



