Seni Toksidermi: Mengawetkan Kulit Hewan dengan Zat Beracun
Toksidermik berasal dari kata Yunani “toxikos” yang berarti racun dan “derma” yang berarti kulit. Ini mengacu pada penggunaan zat atau agen beracun untuk mengawetkan atau mengawetkan kulit binatang, biasanya untuk tujuan taksidermi.
Dalam taksidermi, metode toksidermik digunakan untuk mencegah pembusukan dan degradasi kulit setelah kematian, sehingga spesimen dapat diawetkan selama jangka waktu yang lama. Metode toksidermik yang paling umum adalah penggunaan formaldehida, yang merupakan pengawet kuat yang dapat membantu mencegah pertumbuhan bakteri dan menunda pembusukan.
Toksidarmi telah digunakan di masa lalu untuk mengawetkan kulit hewan untuk penelitian ilmiah, serta untuk dipajang di museum dan lembaga pendidikan lainnya. Namun, sebagian besar telah digantikan oleh metode taksidermi yang lebih modern yang tidak melibatkan penggunaan zat beracun.